Baghdad Battery (Baterai Kuno
Baghdad Battery merupakan salah satu artifak kuno yang paling membingungkan
para ilmuwan maupun arkeolog. Pada tahun 1930 silam ,pada sebidang makam kuno
di luar Bagdad (Khujut Rabula), beberapa arkeolog yang melakukan penggalian
disana menemukan sebuah artifak yang diduga merupakan satu set baterai kimia
yang usianya telah mencapai 2000 tahun lebih.
Artifak aneh tersebut terdiri atas sebuah silinder tembaga, batang besi
serta aspal yang disusun sedemikian rupa dalam sebuah jambangan kecil (tinggi
14 cm, diameter 8 cm) yang terbuat dari tanah liat. Setelah para ahli
merekaulang memang benar didapati bahwa artifak tsb merupakan sebuah baterai
elektrik kuno.
Para peneliti berhasil memperoleh 1.5 voltmeter dari artifak batu baterai
elektrik tsb, yang bekerja nonstop selama 18 hari dengan cara memasukkan cairan
asam kedalam jambangannya.
Usia artifak baterai kuno ini diperkirakan berkisar 2.000 - 5.000 tahun,
jauh sebelum Alessandro Volta (Italia) membuat baterai pertama kali pada tahun
1800 serta Michael Faraday (Inggris) menemukan induksi elektromagnetik dan
hukum elektrolisis pada 1831 yang jarak penemuannya hingga kini mencapai
sekitar 200 tahun lebih.
Temuan ini tentunya dapat merubah pandangan manusia masa kini akan kemajuan
teknologi yang telah dicapai oleh peradaban manusia masa lalu. Nampaknya,
aktifitas elektrik telah dikenal oleh manusia pada masa-masa itu. Tidak hanya
bagdad battery saja yang menarik perhatian para ilmuan maupun arkeolog di
seluruh dunia, namun terdapat beberapa artifak serupa yang diduga juga sebagai
peralatan elektrik masa silam, seperti Dendeera Lamps, Assyrian Seal, maupun
The coffin of Henettawy. Sebenarnya Dendeera lamps ini merupakan sebuah relief
disebuah temple di Mesir yang menggambarkan seorang Pharaoh sedang menggenggam
sebuah benda mirip dengan bola lampu lengkap dengan penggambaran kabel beserta
catu dayanya.
0 comments:
Post a Comment