Manusia
Berkemampuan Melayang Dijelaskan Dengan Ilmu Fisika
Sampai saat ini, masih
banyak misteri yang belum terpecahkan di dalam kehidupan kita. Salah satunya,
yaitu kemampuan manusia yang dapat melayang di udara. Dan ternyata, hal
tersebut dapat dijelaskan lewat ilmu fisika.
Ratusan
siswa dari Asia, sebagian besar asal Indonesia, yang mengikuti Asian Science
Camp di Sanur, Bali, dihadapkan pada tantangan memecahkan fenomena mistis
secara logis melalui ilmu fisika. Fenomena mistis tersebut, seperti kemampuan
manusia melawan gravitasi dengan melayang di udara tanpa media apapun, yang
ternyata bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.
Mereka
disuguhkan peragaan langsung rahasia ilmu fisika, melalui enam orang bermeditasi
dan keenamnya kemudian bisa lompat melayang di udara, walau hanya beberapa
detik. Meski menghasilkan kekaguman dan hampir tidak masuk akal, ternyata semua
itu ada penjelasan teori dan logikanya menggunakan ilmu fisika.
“Keadaan seseorang dapat
melayang di udara, karena mengalami yang disebut transcendental meditation
(TM). Dalam tubuh mereka telah terjadi kinerja otak yang koheren, sehingga
dapat melayang,” ujar ahli TM Regianto. Ahli TM lainnya, I Wayan Sutrisna
menjelaskan, bahwa fenomena tersebut sangat masuk akal dan dapat dijelaskan
melalui teori fisika “Meissner Effect” atau teori tentang ketahanan dengan
koherensi.
Dalam teori “Meisnner
Effect”, terbukti elektron yang disorder atau tidak beraturan, dapat dengan
mudah ditembus medan magnet. Sedangkan elektron yang koheren, tidak dapat
ditembus medan magnet. “Inilah mengapa pikiran yang koheren, dapat menangkal
energi negatif dan tubuh kita bisa melayang di udara atau Yogic Flying,”
katanya.
Dijelaskan, dengan TM,
seseorang akan memancarkan energi positif, yang secara tidak langsung
merangsang zat seretonin dalam tubuh yang membantu menjadi bahagia. Dalam TM
Sidi, melayangkan tubuh bukanlah tujuan utama, tetapi yang dikehendaki adalah
keselarasan dalam berpikir dan kesehatan tubuh. “Bahkan dampak positif tersebut
tidak hanya dapat dirasakan orang yang bermeditasi, tetapi juga oleh lingkungan
sekitarnya,” tambah Sutrisna pada ASC kedua.
Artinya, tubuh kita
sebenarnya memiliki kemampuan untuk melawan gravitasi, tergantung dari keahlian
kita di dalam mempelajari hal tersebut tentunya.
0 comments:
Post a Comment